Mungkin judulnya agak mengerikan, karena pembahasannya tidak biasa. Ini
kami sampaikan sebagai bentuk sharing saja, kebetulan baru membaca
pembahasan ini di Fiqh Sunnah. Supaya bisa berbagi ilmu, maka kami
sampaikan saja dalam artikel ringkas ini.
Kajian tentang ‘Pembunuhan dalam Islam’ diantaranya dirujuk pada QS
al-Baqarah: 178 dan QS al-Nisâ’: 92.
Pertama: QS al-Baqarah: 178
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ
ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ٱلْحُرُّ بِالْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ
وَٱلأُنثَىٰ بِٱلأُنْثَىٰ فَمَنْ عُفِى لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَٱتِّبَاعٌ
بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ
وَرَحْمَةٌ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ - اﻟﺒﻘﺮﺓ: 178
Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu qishâsh
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh (dengan sengaja); orang
merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
Maka barangsiapa yang mendapat maaf dari saudaranya (keluarga), hendaklah ikuti
(maaf itu) dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi
ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan
dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
maka baginya siksa yang sangat pedih.
Kedua: QS al-Nisâ’: 92
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَن يَقْتُلَ مُؤْمِناً إِلاَّ
خَطَئاً وَمَن قَتَلَ مُؤْمِناً خَطَئاً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ
وَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَىٰ أَهْلِهِ إِلاَّ أَن يَصَّدَّقُواْ فَإِن كَانَ مِن
قَوْمٍ عَدُوٍّ لَّكُمْ وَهُوَ مْؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَإِن
كَانَ مِن قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَىۤ
أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةً فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ
شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِّنَ ٱللَّهِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيماً
حَكِيماً - اﻟﻨﺴاء: 92
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang
mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai)
antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya
yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si
pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada
Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Kemudian para ulama membagi macam-macam pembunuhan ini menjadi tiga:
1.
Pembunuhan dengan sengaja (QS al-Baqarah: 178)
Adalah perbuatan seseorang secara sengaja kepada orang
yang dimaksud, dimana dengan perbuatan itu biasanya orang akan meninggal dunia.[1]
2.
Pembunuhan mirip sengaja
Adalah perbuatan seseorang secara sengaja kepada orang
yang dimaksud, tetapi dengan perbuatan itu biasanya orang tidak akan
meninggal dunia. Seperti memukul dengan kayu yang kecil, melempar dengan
kerikil, atau semacamnya.[2]
Pembunuhan ini dinamakan ‘mirip sengaja’, karena
berada diantara keduanya. Seperti memukul atau melempar dengan sengaja
ditujukan kepada seseorang, tetapi tidak dimaksudkan untuk membunuhnya.[3] Agaknya pembunuhan ini
didasari pada fenomena yang terjadi di tengah-tengah umat Islam yang kemudian
disimpulkan dari pemahaman terhadap QS al-Baqarah: 178 dan QS al-Nisâ’:92.[4]
3.
Pembunuhan tidak sengaja/ tersalah (QS al-Nisâ’: 92)
Adalah perbuatan seseorang yang diperbolehkan –
seperti memanah binatang buruan dan semacamnya – namun kemudian menimpa orang
tanpa sengaja sehingga membunuhnya.[5] Sayyid Sâbiq memberikan
tambahan bahwa seandainya ada anak kecil atau orang gila membunuh, maka masuk
kategori ini.[6]
Itulah tiga macam pembunuhan yang ada dalam fiqh Islam. Semoga pemaparan
yang ada dalam artikel ringkas ini dapat memberi manfaat dan menambah khazanah
keilmuan kita.
WalLâhu Muwaffiq
Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah al-Qur’ân
[1] القتل العمد هو: أن يقصد المكلف قتل إنسان معصوم الدم
(1) بما يغلب على الظن أنه يقتل به. القتل العمد لاتتحقق إلا إذا توفرت فيها
الاركان الآتية: 1 - أن يكون القاتل عاقلا، بالغا، قاصدا القتل. - فقه السنة (2/
516)
[2] القتل شبه العمد: هو أن يقصد المكلف قتل إنسان
معصوم الدم بما لا يقتل عادة، كأن يضربه بعصا خفيفة أو حجر صغير، أو لكزه بيده، أو
سوط ونحو ذلك. - فقه السنة (2/ 518)
[3] سمي يشبه العمد، لان القتل متردد بين العمد
والخطأ، إذ أن الضرب مقصود، والقتل غير مقصود. - فقه السنة (2/ 518)
[4]
Sepanjang pengetahuan kami, al-Qur’ân atau hadis tidak pernah menerangkan
pembunuhan ‘mirip sengaja’ ini secara eksplisit.
[5] القتل الخطأ هو: أن يفعل المكلف ما يباح له فعله، كأن
يرمي صيدا، أو يقصد غرضا، فيصيب إنسانا معصوم الدم فيقتله - فقه السنة (2/ 519)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar