Rabu, 17 September 2014

Berkurban Sebagai Bentuk Syukur



Cara bersyukur seorang hamba kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk. Salah satunya adalah dengan berkurban pada hari raya Idul Adha. Abû Ja’far ibn Jarîr mengatakan bahwa dalam QS al-Kautsar, Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk ikhlas dalam mengerjakan shalat dan berkurban. Semua itu tidak ditujukan kecuali hanya kepada Allah SWT.[1]

Perintah itu itu diawali dengan sebuah kalimat penyadaran bahwa Allah telah memberikan kepada kita nikmat yang banyak. Allah berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ  - الْكَوْثَرَ: 1
Sesungguhnya kami telah memberimu nikmat yang banyak. [QS al-Kautsar: 1][2]

Nikmat yang banyak ini diartikan secara umum.[3] Maka dalam riwayat-riwayat lainnya banyak ditemukan penafsiran berbeda terhadap lafal al-kautsar ini. Diantaranya adalah:

1.     Sungai di surga[4]
2.     Kenabian, al-Qur’ân dan balasan di akhirat[5]
3.     Kebaikan yang banyak di dunia dan di akhirat. [6]

Firman Allah SWT di atas tidak hanya ditujukan kepada Nabi SAW.[7] Namun juga seluruh umatnya.  Karena yang telah diberikan nikmat yang banyak oleh Allah SWT tidak hanya RasûlulLâh SAW, namun seluruh umat manusia juga telah mendapatkannya. Allah SWT berfirman:

وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لاَ تُحْصُوهَا - ابراهيم: 34
Jika kalian hendak menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. [QS Ibrâhîm: 34]

Setelah memberikan penyadaran kepada manusia dengan nikmat yang banyak, Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk shalat dan berkurban dengan ikhlas kepada-Nya.[8] Tidak ditujukan kecuali hanya kepada Allah SWT semata. Perintah tersebut berbunyi demikian:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ  - الْكَوْثَرَ: 2
Maka shalat dan berkurbanlah karena Tuhanmu. [QS al-Kautsar: 2]

Ibnu Katsîr menyebutkan bahwa yang dimaksud berkurban disini adalah berkurban pada waktu idul Adha.[9] Maka mari kita wujudkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita dengan ikut berpartisipasi dalam kurban Idul Adha 1435 H ini.

Semoga amalan-amalan syukur yang kita tunaikan itu, akan memberikan berkah dan menambahkan nikmat-Nya kepada kita semua. Amiiin….!

Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah al-Qur’ân


[1]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 504) :: أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ: وَالصَّوَابُ قَوْلُ مَنْ قَالَ: مَعْنَى ذَلِكَ: فَاجْعَلْ صَلَاتَكَ كُلَّهَا لِرَبِّكَ خَالِصًا دُونَ مَا سِوَاهُ مِنَ الْأَنْدَادِ وَالْآلِهَةِ (2) وَكَذَلِكَ نَحْرَكَ اجْعَلْهُ لَهُ دُونَ الْأَوْثَانِ؛ شُكْرًا لَهُ عَلَى مَا أَعْطَاكَ مِنَ الْكَرَامَةِ وَالْخَيْرِ، الَّذِي لَا كِفَاء لَهُ، وَخَصَّكَ بِهِ. (3)
[2]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 501) :: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: الْكَوْثَرُ: الْخَيْرُ الْكَثِيرُ
[3]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 501) :: وَهَذَا التَّفْسِيرُ يَعُمُّ النَّهْرَ وَغَيْرَهُ؛ لِأَنَّ الْكَوْثَرَ مِنَ الْكَثْرَةِ، وَهُوَ الْخَيْرُ الْكَثِيرُ، وَمِنْ ذَلِكَ النَّهْرُ كَمَا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَعِكْرِمَةُ، وَسَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ، وَمُجَاهِدٌ، وَمُحَارِبُ بْنُ دِثَار، وَالْحُسْنُ بْنُ أَبِي الْحَسَنِ الْبَصْرِيُّ. حَتَّى قَالَ مُجَاهِدٌ: هُوَ الْخَيْرُ الْكَثِيرُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
[4]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 499) :: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: لَمَّا عُرجَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى السَّمَاءِ قَالَ: "أتيتُ عَلَى نَهْرٍ حَافَّتَاهُ قِبَابُ اللُّؤْلُؤِ الْمُجَوَّفِ (4) فَقُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ". وَهَذَا لَفْظُ الْبُخَارِيُّ
[5]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 501) :: وَقَالَ عِكْرِمَةُ: هُوَ النُّبُوَّةُ وَالْقُرْآنُ، وَثَوَابُ الْآخِرَةِ
[6]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 501) :: وَهَذَا التَّفْسِيرُ يَعُمُّ النَّهْرَ وَغَيْرَهُ؛ لِأَنَّ الْكَوْثَرَ مِنَ الْكَثْرَةِ، وَهُوَ الْخَيْرُ الْكَثِيرُ، وَمِنْ ذَلِكَ النَّهْرُ كَمَا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَعِكْرِمَةُ، وَسَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ، وَمُجَاهِدٌ، وَمُحَارِبُ بْنُ دِثَار، وَالْحُسْنُ بْنُ أَبِي الْحَسَنِ الْبَصْرِيُّ. حَتَّى قَالَ مُجَاهِدٌ: هُوَ الْخَيْرُ الْكَثِيرُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
[7] Sebagai catatan juga, bahwa banyak perintah Allah SWT ada dalam al-Qur’an ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun terkadang, perintah itu juga berlaku untuk umat Islam seluruhnya tergantung pada indikator-indikator (qarînah) yang ada.
[8]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 502) :: وَقَوْلُهُ: {فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ} أَيْ: كَمَا أَعْطَيْنَاكَ الْخَيْرَ الْكَثِيرَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، ومن ذلك النهرُ الَّذِي تَقَدَّمَ صِفَتُهُ -فَأَخْلِصْ لِرَبِّكَ صَلَاتَكَ الْمَكْتُوبَةَ وَالنَّافِلَةَ ونَحْرَك
[9]  تفسير ابن كثير ت سلامة (8/ 503) :: أَنَّ الْمُرَادَ بِالنَّحْرِ ذَبْحُ الْمَنَاسِكِ؛ وَلِهَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يصلي الْعِيدَ (6) ثُمَّ يَنْحَرُ نُسُكَهُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar