Selasa, 28 Oktober 2014

Jual Beli Produk Selain Emas dan Perak Secara Online



Tidak ada dalil yang secara wâdhih (jelas) menyatakan haramnya jual beli produk selain emas dan perak secara online (barang tertunda). Karenanya, maka kembali pada sebuah kaidah bahwa “Hukum asal setiap sesuatu itu mubah, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Sedangkan barang-barang ribawi selain emas dan perak, seperti: gandum, jewawut, kurma dan garam[1] juga boleh diperjualbelikan tidak “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ)[2] jika ditukarkan dengan barang yang tidak sejenis. Sebagaimana RasûlulLâh SAW membeli gandum dengan berhutang dan menjadikan baju besi beliau sebagai agunan. 

2252 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَامًا إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ، وَارْتَهَنَ مِنْهُ دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ» - صحيح البخاري (3/ 86)

Dari Aisyah RA: “Sesungguhnya Nabi SAW membeli makanan dari seorang yahudi dengan diakhirkan pembayarannya, dan beliau menggadaikan (mengagunkan) baju besi untuk itu” [HR Bukhârî No. 2252][3]

Pendapat inilah yang kami ambil untuk saat ini. Jika dikemudian hari ada informasi-informasi baru yang signifikan, dapat dipercaya dan berpengaruh pada perubahan pendapat ini, InsyaAllah akan kami sampaikan dalam tulisan berikutnya.

WalLâhu A‘lam bi al-Shawwâb

Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah al-Qur’ân


[1] Sebagaimana disebutkan dalam Hadis dari Abu Sa‘îd al-Khudrî yang telah kami postingkan dalam artikel berjudul Jual Beli Emas dan Perak Online.
[2] Lihat artikel dengan judul ArtiYadan bi Yadin dalam Hadis Riba
[3] Dalam redaksi lain dikatakan membeli 3 shâ‘ jewawut dengan menggadaikan/ mengagunkan baju besi, Lihat hadis:
2916 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: «تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدِرْعُهُ مَرْهُونَةٌ عِنْدَ يَهُودِيٍّ، بِثَلاَثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ» - صحيح البخاري (4/ 41), كتاب الجهاد و السير, باب ما قيل في درع النبي صلي الله عليه و سلم و القميص في الحرب

Minggu, 26 Oktober 2014

Jual Beli Emas dan Perak Secara Online



Dari beberapa sumber yang kami dapatkan, dapat disimpulkan bahwa jual beli emas dan perak secara online dilarang. Sumber-sumber tersebut seperti islamweb.net[1], Website Resmi Kementerian Wakaf Uni Emirat Arab[2] dan Portal Islam Soal dan Jawab yang diasuh oleh Syeikh Shâlih Munajjid[3].

Agaknya dalil yang menjadi sandaran pengharaman jual beli emas dan perak secara online adalah hadis riwayat Bukhârî No. 2177, Kitâb al-Buyû‘, Bâb Bai‘ al-Fidhah bi al-Fidhah[4]:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ تَبِيعُوا الذَّهَبَ بِالذَّهَبِ إِلَّا مِثْلًا بِمِثْلٍ، وَلاَ تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ، وَلاَ تَبِيعُوا الوَرِقَ بِالوَرِقِ إِلَّا مِثْلًا بِمِثْلٍ، وَلاَ تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ، وَلاَ تَبِيعُوا مِنْهَا غَائِبًا بِنَاجِزٍ» - صحيح البخاري (3/ 74)

Dari Abi Sa‘îd al-Khudrî RA: Sesungguhnya RasûlulLâh SAW bersabda: “Janganlah engkau menjual emas dengan emas kecuali semisal dengan semisal, dan jangan engkau lebihkan bagian yang satu dengan yang lainnya. Janganlah engkau menjual perak dengan perak kecuali semisal dengan semisal, dan jangan engkau lebihkan bagian yang satu dengan yang lain, dan juga janganlah engkau menjualnya (emas dan perak) dalam keadaan tidak hadir ketika berlangsungnya akad.” [HR Bukhari 2177]

WalLâhu A‘lam bi al-Shawwâb

Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah al-Qur’ân


[1] http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=14119
[2] http://www.awqaf.gov.ae/Fatwa.aspx?SectionID=9&RefID=14096
[3]  موقع الإسلام سؤال وجواب (5/ 5453، بترقيم الشاملة آليا)
[4] Hadis ini juga diriwayatkan Imam Muslim

Jumat, 24 Oktober 2014

Arti Yadan bi Yadin dalam Hadis-hadis Riba

Dalam hadis-hadis mengenai riba fadhl, sering sekali ditemukan lafal “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) yang secara harfiyah bermakna “tangan dengan tangan”. 

Sebagai contohnya bisa dilihat pada hadis di bawah ini:

عن أبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((الذهب بالذهب، والفضة بالفضة، والبر بالبر، والشعير بالشعير، والتمر بالتمر، والملح بالملح، مثلاً بمثل، يداً بيد، فمن زاد أو استزاد فقد أربى، الآخذ  والمعطي فيه سواء)) مسلم، كتاب المساقاة والمزارعة، باب الربا، برقم 1584 - الربا (ص: 18)

Dari Abi Sa‘îd al-Khudrî RA berkata: RasûlulLâh SAW bersabda: “emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma, garam dengan garam, semisal dengan semisal, tangan dengan tangan. Maka barang siapa yang menambah atau minta tambahan sungguh telah melakukan riba, baik yang mengambil maupun yang memberi sama.” [HR Muslim 1584, kitâb al-Musâqah wa al-Muzâra‘ah, Bâb al-Ribâ][1]

Lafal “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) dalam hadis-hadis tentang riba sering sekali diterjemahkan “secara tunai”. Namun agaknya penerjemahan itu kurang tepat karena ada penekanan makna yang hilang. Ibn Hajar al-‘Asqalânî dalam kitabnya Fath al-Bârî mengartikan “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) sebagai berikut:

مُقَابَضَةً فِي الْمَجْلِسِ وَقِيلَ مَعْنَاهُ خُذْ وَأَعْطِ - فتح الباري لابن حجر (4/ 378)

Saling meletakkan tangannya[2] di dalam majlis dan dikatakan artinya ambilah dan berikanlah.

Pemaknaan ini juga dikuatkan dengan syarh (penjelasan) beliau terhadap hadis dari Mâlik ibn Aus : 

فَقَالَ: وَاللَّهِ لاَ تُفَارِقُهُ حَتَّى تَأْخُذَ مِنْهُ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ» - فتح الباري لابن حجر (4/ 378)[3]

Maka dia (Umar ibn al-Khathab) berkata: Demi Allah SWT janganlah engkau berpisah dengannya sampai engkau mengambil barang darinya, RasûlulLâh SAW bersabda: “Emas dengan emas riba kecuali demikian dan demikian, jewawut dengan jewawut riba kecuali demikian dan demikian, gandum dengan gandum riba kecuali demikian dan demikian, kurma dengan kurma riba kecuali demikian dan demikian

Ibn Hajar memaknai kata “demikian dan demikian” (هَاءَ وَهَاءَ) sebagai berikut:

وَاسْتُدِلَّ بِهِ عَلَى اشْتِرَاطِ التَّقَابُضِ فِي الصَّرْفِ فِي الْمَجْلِسِ وَهُوَ قَوْلُ أَبِي حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِيِّ - فتح الباري لابن حجر (4/ 378)

Lafal (demikian dan demikian) itu menunjukkan dipersyaratkannya saling mengambil di dalam majlis, dan inilah pendapat Abu Hanifah dan Syafi‘î.
Pendapat ibn Hajar dikuatkan oleh Mushtafa al-Bighâ ketika memberikan ta‘lîq hadis di bawah ini:

2060 - قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ كَانَ يَدًا بِيَدٍ فَلاَ بَأْسَ، وَإِنْ كَانَ نَسَاءً فَلاَ يَصْلُحُ» - صحيح البخاري (3/ 55)

RasûlulLâh SAW bersabda: “Kalau tangan dengan tangan” tidak apa-apa, tetapi jika nasâ’ (riba nasî’ah) maka tidak baik (dilarang)” [HR Bukhârî 2060, Kitâb al-Buyû‘, Bâb al-Tijârah fî al-Burr]

Mushtafa al-Bighâ mengartikan lafal yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) sebagai berikut:

(يدا بيد) يقبض كل من المتعاقدين البدل من الآخر في المجلس - صحيح البخاري (3/ 55)

Yadan bi yadin (يَدًا بِيَدٍ) adalah dua orang yang berakad itu saling mengambil barang satu dengan yang lainnya dalam satu majlis.

WalLâhu A‘lam bi al-Shawwâb

Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah al-Qur’ân


[1] DR. Sa‘îd ibn ‘Alî ibn Wahf al-Qahthânî, al-Ribâ; Adhrâruhu wa Âtsâruhu fî dhai al-Kitâb wa al-Sunnah (Riyadh: Mathba‘ah Safîr) h. 19
[2] Lih. Kamus Al-Munawwir
[3] Fath al-Bârî adalah kitab yang menjelaskan hadis-hadis dalam kitab Shahih Bukhârî. Maka bisa dipastikan hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhârî

Senin, 20 Oktober 2014

HR Bukhari tentang Riba 1

كتاب البيوع - بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [آل عمران: 130]

2083 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِي المَرْءُ بِمَا أَخَذَ المَالَ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ» - صحيح البخاري (3/ 59)

Kitab Jual Beli – Bab firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba[1] dengan berlipat ganda ...” [QS Ali Imran: 130]

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bersabda: “Sungguh akan datang sebuah zaman kepada manusia, orang tidak lagi memperhatikan dengan cara apa dia mendapatkan harta, apakah dari yang halal atau yang haram” [HR Bukhârî No. 2083, Juz III, h. 59]

.. = - = ..

كتاب البيوع - بَابُ آكِلِ الرِّبَا وَشَاهِدِهِ وَكَاتِبِهِ وَقَوْلِهِ تَعَالَى: {الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ المَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا: إِنَّمَا البَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا، وَأَحَلَّ اللَّهُ البَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا، فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: 275]
2085 - عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي، فَأَخْرَجَانِي إِلَى أَرْضٍ مُقَدَّسَةٍ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ وَعَلَى وَسَطِ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ، فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ، فَإِذَا أَرَادَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ، فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ، فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ، فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ، فَقُلْتُ مَا هَذَا؟ فَقَالَ: الَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُ الرِّبَا " - صحيح البخاري (3/ 59)

Kitab Jual Beli – Bab pemakan riba, saksi dan penulisnya, serta tentang firman Allah SWT: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba[2] …” [QS Al-Baqarah: 275]

Dari Samurah ibn Jundub RA, berkata: Nabi SAW bersabda: “Pada suatu malam, aku melihat dua orang laki-laki mendatangiku, kemudian keduanya membawaku ke tanah muqaddas (Yerussalem, Palestina). Kami berangkat sampai pada sebuah sungai darah yang didalamnya adalah seorang laki-laki yang berdiri. Di tengah-tengah sungai ada laki-laki yang dikedua tangannya membawa batu. Kemudian laki-laki itu menghadap orang yang ada didalam sungai. Ketika orang yang ada dalam sungai itu ingin keluar, laki-laki itu melemparnya dengan batu sehingga dia kembali pada tempat sebelumnya. Begitulah setiap dia ingin keluar dari sungai, laki-laki itu melemparinya dengan batu sehingga ia kembali ke tempat sebelumnya. Maka aku (Muhammad SAW) bersabda: ‘Apa ini?’ (Malaikat) menjawab: ‘orang yang engkau lihat disungai adalah pemakan riba’” [HR Bukhâri No. 2085, Juz III, h. 59]

.. = - = ..


[1] Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Lih. Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah (Semarang: CV. Toha Putra, 1989)
[2] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah. Lih. Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah (Semarang: CV. Toha Putra, 1989)