Dalam hadis-hadis mengenai
riba fadhl, sering sekali ditemukan lafal “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) yang secara harfiyah bermakna “tangan dengan tangan”.
Sebagai
contohnya bisa dilihat pada hadis di bawah ini:
عن أبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله
عليه وسلم -: ((الذهب بالذهب، والفضة بالفضة، والبر بالبر، والشعير بالشعير،
والتمر بالتمر، والملح بالملح، مثلاً بمثل، يداً بيد، فمن زاد أو
استزاد فقد أربى، الآخذ والمعطي فيه
سواء)) مسلم، كتاب المساقاة والمزارعة، باب الربا، برقم 1584 - الربا (ص: 18)
Dari Abi Sa‘îd al-Khudrî RA
berkata: RasûlulLâh SAW bersabda: “emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma, garam dengan garam, semisal dengan semisal, tangan dengan tangan. Maka
barang siapa yang menambah atau minta tambahan sungguh telah melakukan riba,
baik yang mengambil maupun yang memberi sama.” [HR Muslim 1584, kitâb
al-Musâqah wa al-Muzâra‘ah, Bâb al-Ribâ][1]
Lafal “yadan bi yadin”
(يَدًا بِيَدٍ) dalam hadis-hadis tentang riba sering sekali diterjemahkan
“secara tunai”. Namun agaknya penerjemahan itu kurang tepat karena ada
penekanan makna yang hilang. Ibn Hajar al-‘Asqalânî dalam kitabnya Fath
al-Bârî mengartikan “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) sebagai berikut:
مُقَابَضَةً فِي الْمَجْلِسِ وَقِيلَ مَعْنَاهُ
خُذْ وَأَعْطِ - فتح الباري لابن حجر (4/ 378)
Saling
meletakkan tangannya[2]
di dalam majlis dan dikatakan artinya ambilah dan
berikanlah.
Pemaknaan ini juga dikuatkan
dengan syarh (penjelasan) beliau terhadap hadis dari Mâlik ibn
Aus :
فَقَالَ: وَاللَّهِ لاَ تُفَارِقُهُ حَتَّى تَأْخُذَ
مِنْهُ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ
رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ
وَهَاءَ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ،
وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ» - فتح الباري لابن
حجر (4/ 378)[3]
Maka dia (Umar ibn al-Khathab) berkata: Demi Allah SWT janganlah engkau
berpisah dengannya sampai engkau mengambil barang darinya, RasûlulLâh SAW
bersabda: “Emas dengan emas riba kecuali demikian dan demikian,
jewawut dengan jewawut riba kecuali demikian dan demikian, gandum
dengan gandum riba kecuali demikian dan demikian, kurma dengan
kurma riba kecuali demikian dan demikian”
Ibn
Hajar memaknai kata “demikian dan demikian” (هَاءَ وَهَاءَ)
sebagai berikut:
وَاسْتُدِلَّ بِهِ عَلَى اشْتِرَاطِ التَّقَابُضِ
فِي الصَّرْفِ فِي الْمَجْلِسِ وَهُوَ قَوْلُ أَبِي حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِيِّ
- فتح الباري لابن حجر (4/ 378)
Lafal (demikian dan demikian) itu menunjukkan dipersyaratkannya saling
mengambil di dalam majlis, dan inilah pendapat Abu Hanifah dan Syafi‘î.
Pendapat
ibn Hajar dikuatkan oleh Mushtafa al-Bighâ ketika memberikan ta‘lîq hadis di
bawah ini:
2060 - قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ
كَانَ يَدًا بِيَدٍ فَلاَ بَأْسَ، وَإِنْ كَانَ نَسَاءً فَلاَ يَصْلُحُ»
- صحيح البخاري (3/ 55)
RasûlulLâh SAW bersabda: “Kalau “tangan dengan tangan”
tidak apa-apa, tetapi jika nasâ’ (riba nasî’ah) maka tidak baik (dilarang)” [HR
Bukhârî 2060, Kitâb al-Buyû‘, Bâb al-Tijârah fî al-Burr]
Mushtafa
al-Bighâ mengartikan lafal “yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) sebagai berikut:
(يدا بيد) يقبض كل من المتعاقدين البدل من الآخر في المجلس - صحيح البخاري
(3/ 55)
“Yadan bi yadin” (يَدًا بِيَدٍ) adalah dua orang yang berakad itu saling mengambil barang satu
dengan yang lainnya dalam satu majlis.
WalLâhu A‘lam bi al-Shawwâb
Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah
al-Qur’ân
[1] DR. Sa‘îd ibn
‘Alî ibn Wahf al-Qahthânî, al-Ribâ; Adhrâruhu wa Âtsâruhu fî dhai al-Kitâb
wa al-Sunnah (Riyadh: Mathba‘ah Safîr) h. 19
[2]
Lih. Kamus Al-Munawwir
[3]
Fath al-Bârî adalah kitab yang menjelaskan hadis-hadis dalam kitab Shahih Bukhârî.
Maka bisa dipastikan hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhârî
Tidak ada komentar:
Posting Komentar