Rabu, 19 November 2014

Nasî’ah Tapi Bukan Riba


Imam Bukhâri dalam kitab shahihnya menuliskan sebuah hadis tentang jual beli nasî’ah tapi tidak masuk dalam kategori riba nasî’ah. Hadis tersebut berbunyi demikian:

2096 - حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ عِيسَى، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: «اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَامًا بِنَسِيئَةٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ» - صحيح البخاري (3/ 62)
Yusuf ibn ‘Îsâ telah berkata kepada kami (bahwa) Abû Mu‘âwiyah telah berkata kepada kami (bahwa) al-A’masy telah berkata kepada kami, dari Ibrâhîm, dari al-Aswad, dari Â’isyah RA, dia berkata: “RasûlulLâh SAW membeli makanan dari orang yahudi dengan cara nasî’ah, dan beliau menggadaikan baju besinya” [HR Bukhârî No. 2096, Kitâb al-Buyû‘, Bâb Syirâ’ al-Imâm al-Hawâ’ij binafsihi … (3/62)]
Mushthafa al-Bighâ memberikan keterangan terhadap makna nasî’ah yang dimaksud dalam hadis tersebut. Yaitu, dengan mengakhirkan pembayarannya sampai waktu tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar