Imam Bukhâri dalam kitab
shahihnya menuliskan sebuah hadis tentang jual beli nasî’ah tapi tidak
masuk dalam kategori riba nasî’ah. Hadis tersebut berbunyi demikian:
2096 - حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ عِيسَى، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ،
حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: «اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَامًا بِنَسِيئَةٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ» - صحيح البخاري (3/
62)
Yusuf
ibn ‘Îsâ telah berkata kepada kami (bahwa) Abû Mu‘âwiyah telah berkata kepada
kami (bahwa) al-A’masy telah berkata kepada kami, dari Ibrâhîm, dari al-Aswad,
dari Â’isyah RA, dia berkata: “RasûlulLâh SAW membeli makanan dari orang yahudi
dengan cara nasî’ah, dan beliau menggadaikan baju besinya” [HR Bukhârî
No. 2096, Kitâb al-Buyû‘, Bâb Syirâ’ al-Imâm al-Hawâ’ij binafsihi …
(3/62)]
Mushthafa al-Bighâ memberikan keterangan terhadap makna nasî’ah yang
dimaksud dalam hadis tersebut. Yaitu, dengan mengakhirkan pembayarannya
sampai waktu tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar