Jual beli yang demikian disebut dengan jual beli salaf
atau salam. Disebut salaf karena mendahulukan pembayaran, dan
disebut salam karena disyaratkan menyerahkan pembayaran pada majlis
akad.[1]
Supaya tidak terjadi penipuan dalam transaksi jual belinya, maka Islam
mensyaratkan harus dengan timbangan (al-wazn), takaran (al-kayl),
dan waktu yang diketahui. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah
hadis:
2239 - حَدَّثَنَا عَمْرُو
بْنُ زُرَارَةَ، أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي
نَجِيحٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي المِنْهَالِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
المَدِينَةَ، وَالنَّاسُ يُسْلِفُونَ فِي الثَّمَرِ العَامَ وَالعَامَيْنِ، أَوْ قَالَ:
عَامَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةً، شَكَّ إِسْمَاعِيلُ، فَقَالَ: «مَنْ سَلَّفَ فِي تَمْرٍ،
فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ، وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ»، ... - صحيح البخاري (3/
85)
Amr ibn Zurârah telah berkata kepada kami (bahwa)
Ismâ‘îl ibn ‘Ulayyah telah mengabarkan kepada kami (bahwa) Ibn Abi Najîh telah
mengabarkan kepada kami, dari AbdulLâh ibn Katsîr, dari Abî al-Minhâl, dari Ibn
Abbâs RA, dia berkata: RasûlulLâh SAW datang ke Madinah. (Pada waktu itu),
masyarakat membeli buah-buahan dengan (membayar terlebih dahulu sedangkan
buahnya belakangan) untuk satu atau dua tahun. Atau ia berkata: untuk dua atau
tiga tahun, Ismâ‘îl ragu. Maka RasûlulLâh bersabda: “Barang siapa melakukan salah
(beli dengan membayar terlebih dahulu, barangnya diakhirkan) dalam
buah-buahan, maka lakukanlah dengan takaran (kayl) dan timbangan (wazn)
yang diketahui” [HR Bukhârî No. 2239 Kitâb al-Salam, Bâb al-Salam fî Kayl
Ma‘lûm (3/85).
Dalam riwayat lain disebutkan juga dalam waktu yang
diketahui (إِلَى
أَجَلٍ مَعْلُومٍ).
Seperti hadis riwayat Bukhâri No. 2240 Kitâb al-Salam, Bâb al-Salam fî Wazn
Ma’lûm (3/85).
[1]
Lih. catatan Mushthafa al-Bighâ terhadap Hadis Bukhâri No. 2239 Kitâb
al-Salam, Bâb al-Salam fî Kayl Ma‘lûm (3/85).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar