Minggu, 23 November 2014

Jual Beli dengan Mengakhirkan Barangnya (Salaf/Salam)



Jual beli yang demikian disebut dengan jual beli salaf atau salam. Disebut salaf karena mendahulukan pembayaran, dan disebut salam karena disyaratkan menyerahkan pembayaran pada majlis akad.[1] Supaya tidak terjadi penipuan dalam transaksi jual belinya, maka Islam mensyaratkan harus dengan timbangan (al-wazn), takaran (al-kayl), dan waktu yang diketahui. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis: 

2239 - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ، أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي المِنْهَالِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ، وَالنَّاسُ يُسْلِفُونَ فِي الثَّمَرِ العَامَ وَالعَامَيْنِ، أَوْ قَالَ: عَامَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةً، شَكَّ إِسْمَاعِيلُ، فَقَالَ: «مَنْ سَلَّفَ فِي تَمْرٍ، فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ، وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ»، ... - صحيح البخاري (3/ 85)

Amr ibn Zurârah telah berkata kepada kami (bahwa) Ismâ‘îl ibn ‘Ulayyah telah mengabarkan kepada kami (bahwa) Ibn Abi Najîh telah mengabarkan kepada kami, dari AbdulLâh ibn Katsîr, dari Abî al-Minhâl, dari Ibn Abbâs RA, dia berkata: RasûlulLâh SAW datang ke Madinah. (Pada waktu itu), masyarakat membeli buah-buahan dengan (membayar terlebih dahulu sedangkan buahnya belakangan) untuk satu atau dua tahun. Atau ia berkata: untuk dua atau tiga tahun, Ismâ‘îl ragu. Maka RasûlulLâh bersabda: “Barang siapa melakukan salah (beli dengan membayar terlebih dahulu, barangnya diakhirkan) dalam buah-buahan, maka lakukanlah dengan takaran (kayl) dan timbangan (wazn) yang diketahui” [HR Bukhârî No. 2239 Kitâb al-Salam, Bâb al-Salam fî Kayl Ma‘lûm (3/85).

Dalam riwayat lain disebutkan juga dalam waktu yang diketahui (إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ). Seperti hadis riwayat Bukhâri No. 2240 Kitâb al-Salam, Bâb al-Salam fî Wazn Ma’lûm (3/85).


[1] Lih. catatan Mushthafa al-Bighâ terhadap Hadis Bukhâri No. 2239 Kitâb al-Salam, Bâb al-Salam fî Kayl Ma‘lûm (3/85).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar