A.
Orang yang
Wajib Membayar Zakat Fitrah
Zakat fitrah diwajibkan untuk
seorang muslim yang merdeka dan mampu.[1]
Kewajiban itu tidak hanya untuk membayar dirinya saja, tetapi ia juga wajib untuk
membayar orang-orang yang ia tanggung, seperti: istri, anak, budak dan lainnya.[2]
Untuk lebih jelasnya, ada
baiknya kita telaah hadis Muslim[3]
di bawah ini:
19 - (985) أَبَو سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، يَقُولُ: " كُنَّا نُخْرِجُ
زَكَاةَ الْفِطْرِ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِينَا، عَنْ كُلِّ
صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ، حُرٍّ وَمَمْلُوكٍ، مِنْ ثَلَاثَةِ أَصْنَافٍ: صَاعًا مِنْ تَمْرٍ،
صَاعًا مِنْ أَقِطٍ، صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ " فَلَمْ نَزَلْ نُخْرِجُهُ كَذَلِكَ،
حَتَّى كَانَ مُعَاوِيَةُ: «فَرَأَى أَنَّ مُدَّيْنِ مِنْ بُرٍّ تَعْدِلُ صَاعًا مِنْ
تَمْرٍ» قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: «فَأَمَّا أَنَا فَلَا أَزَالُ أُخْرِجُهُ كَذَلِكَ»
- كتاب الزكاة، باب زكاة الفطر ... ، صحيح مسلم (2/ 679)
Abu
Sa’îd al-Khudrî berkata: “Kami membayar zakat fitrah dan RasûlulLâh SAW bersama
kami. (Kami membayar) untuk setiap anak kecil dan orang tua, merdeka dan mudak,
dari 3 jenis: 1 sha’ kurma, 1 sha’ gandum atau 1 sha’ jewawut.
Kami senantiasa membayarkannya demikian sampai datang Muawiyah. Dia berpendapat
bahwa 2 mud (1/2 sha’) gandum (syam)[4] sama
dengan 1 sha’ kurma.” Abu Sa’îd al-Khudrî berkata: “Adapun saya,
senantiasa membayarkannya demikian.” [HR Muslim]
Syafi’i
dan Ishâq berpendapat bahwa apapun jenis makanan pokoknya, tetap 1 sha’.
Sufyan al-Mubârak dan penduduk Kûfah berpendapat semua 1 sha’ kecuali
gandum hanya ½ sha’.
B.
Penerima
Zakat Fitrah
Penerima zakat fitrah adalah 8
golongan sebagaimana disebutkan dalam QS al-Taubah: 60.
{إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ
عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [التوبة:
60]
Sesungguhnya zakat-zakat itu,
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[QS Al-Taubah: 60]
WalLâhu A‘lam bi al-Shawwâb
[1] Mampu dalam madzhab Malik, Syâfi’î
dan Ahmad adalah memiliki kelebihan dari simpanan makanan pokok untuk sehari
semalam. Lih. Sayyid Sâbiq (1420 H), Fiqh al-Sunnah (Beirut: Dâr
al-Kitâb al-‘Arabî, Cet. III, 1397 H/ 1977 M) h. 412
[2] Sayyid Sâbiq (1420 H), Fiqh
al-Sunnah (Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Arabî, Cet. III, 1397 H/ 1977 M) h. 412-413
[3] Dalam Fiqh Sunnah disebutkan
hadis ini diriwayatkan oleh jamaah. Lih. Sayyid Sâbiq (1420 H), Fiqh
al-Sunnah (Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Arabî, Cet. III, 1397 H/ 1977 M) h. 413
[4] Dalam riwayat lain, disandarkan ke
daerah syam. Lih. Sayyid Sâbiq (1420 H), Fiqh al-Sunnah (Beirut: Dâr
al-Kitâb al-‘Arabî, Cet. III, 1397 H/ 1977 M) h. 413
Tidak ada komentar:
Posting Komentar