Terkadang kita
menemukan beberapa lafal al-Qur’ân yang tidak mampu dipahami hanya dengan
melihat terjemahannya saja. Sehingga dibutuhkan kitab-kitab tafsir yang bisa
kita jadikan rujukan untuk mempelajari maksud yang terkandung dalam kitab suci
al-Qur’ân itu. Tentu golongan ahli tafsir yang paling baik adalah para ahli
tafsir yang hidupnya paling dekat dengan masa turunnya al-Qur’ân. Mereka adalah
para sahabat dan tâbi’în.
Siapa saja
ahli tafsîr dari kalangan sahabat dan tâb‘în ini? Kami akan mengemukakan
nama-nama mereka dalam tulisan kecil ini sebagaimana disebutkan Manâ‘ ibn
Khâlîl al-Qaththân dalam kitabnya Mabâhits fî ‘Ulûm al-Qur’ân.
- = -
Diantara mufassir dari kalangan
sahabat yang terekam dalam sejarah ilmu tafsîr adalah Abu Bakar al-Shiddîq,
Umar ibn al-Khaththab, Usman ibn Affan, Ali ibn Abi Thâlib, AbdulLâh ibn
Mas‘ûd, AbdulLâh ibn Abbâs, Ubay ibn Ka‘âb, Zaid ibn Tsâbit, Abu Mûsâ
al-Asy‘ârî, dan AbdulLâh ibn Zubair.[1]
Sedangkan para mufassir dari
kalangan tâbi‘în, banyak diantara mereka adalah murid-murid dari mufassir kalangan
sahabat. Seperti:
-
Murid-murid AbdulLâh ibn Abbâs di Makkah: Sa‘îd ibn Jubair,
Mujâhid, ‘Ikrimah Maula Ibn Abbâs, Thâwus ibn Kaysân al-Yamânî, dan ‘Atha’ ibn
Abî Rabâh.
-
Murid-murid Ubay ibn Ka‘ab di Madinah: Zaid ibn Aslam, Abû
al-‘Âliyah, dan Muhammad ibn Ka‘ab al-Qurzhî.
-
Murid-murid AbdulLâh ibn Mas‘ûd di ‘Irâq: ‘Alqamah ibn Qais, Masrûq,
al-Aswâd ibn Yazîd, ‘Âmir al-Sya‘bî, al-Hasan al-Bashrî dan Qatâdah ibn Da‘âmah
al-Sadûsî. [2]
- = -
Mungkin susah dihafal, tetapi paling tidak
ini bisa menjadi referensi awal untuk mengetahui tokoh-tokoh tafsîr al-Qur’ân
dari orang-orang terdahulu. Sehingga bisa memberikan manfaat dalam memahami
al-Qur’ân dengan lebih baik lagi.
WalLâhu Muwaffiq
Miftah
Khilmi Hidayatulloh, Lc.
Hikmah al-Qur’ân
Tidak ada komentar:
Posting Komentar